Sabtu, 21 Desember 2019

600 Ribu Miliarder di Negara Ini Merupakan Generasi Milenial


Amerika Serikat (AS) dilaporkan memiliki sekitar 618.000 miliarder dari generasi milenial. Nilai kekayaan para generasi milenial tersebut diperkirakan akan terus tumbuh.

Ini terkuak dari laporan yang dikeluarkan Coldwell Banker. Dikatakan jika, generasi milenial diharapkan dapat menjadi lebih kaya dibandingkan generasi sebelumnya.

Beberapa dari mereka mendapat kekayaan secara turunan. Hampir USD 68 triliun, nilai aset berpindah kepada generasi yang lebih muda.

"Perbedaan antara miliarder di awal 1980-an dan hari ini bahwa banyak dari mereka yang mewarisi lebih banyak kekayaan dari orang tua. Mereka pun dianggap sebagai generasi terkaya dalam sejarah," seperti mengutip dari CNBC, Sabtu (19/10/2019).

Saat ini, seorang miliarder milenial di Amerika Serikat memiliki kekayaan bersih sebesar USD 1 juta setara Rp 14 miliar hingga USD 2,5 juta setara Rp 35 miliar (1 USD = Rp 14.158).

Hampir 60 persen miliarder milenial tersebut tinggal di California atau New York. Miliarder milenial tersebut, kebanyakan berinvestasi pada sektor properti atau real estat. Rata-rata mereka memiliki tiga rumah, sedikit lebih banyak dari generasi yang bukan milenial.

Generasi milenial mengaku kepemilikan properti atau rumah sebagai kunci untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang. Milenial menganggap kepemilikan rumah bisa menjamin untuk mempertahankan kekayaan.

Selain mewarisi uang, generasi milenial menjadi miliarder karena perkembangan teknologi. Mereka antara lain berada di Silicon Valley, termasuk Cupertino, California, rumah bagi raksasa teknologi, seperti Apple - meskipun hanya sekitar 15 persen merupakan pemilik bisnis.

Terkuak, Miliarder AS Bayar Pajak Lebih Sedikit dari Orang Biasa 
Tak hanya mengikuti caranya bekerja, kamu juga harus tahu apa yang Warren Buffet lakukan saat dia beristirahat.

Sebuah analisis yang dilakukan University of California Berkeley oleh Emmanuel Saez dan Gabriel Zucman, menunjukkan bahwa miliarder Amerika Serikat (AS) hanya bayar pajak sekitar 23 persen dari pendapatan mereka.

Angka ini lebih kecil 5 persen dari kebanyakan masyarakat AS yang membayar 28 persen pajak dari pendapatan mereka.

Mengutip laman Forbes, Jumat (11/10/2019), studi yang juga ditulis dalam buku mereka, The Triumph of Injustice, menunjukkan adanya ketimpangan di AS yang butuh perhatian khusus.

"Sistem perpajakan AS saat ini sangat datar, kecuali untuk kalangan atas (miliarder), regresif," tulis mereka di bukunya.

"Sebagai suatu grup besar, meskipun situasi individual mereka tidak semua sama, keluarga Trump, keluarga Zuckerberg dan keluarga Buffett membayar pajak dengan persentase lebih rendah dari para guru dan sekretaris perusahaan," lanjutnya.

Hal ini berbanding terbalik dengan situasi di tahun 1950 hingga 1980, di mana para miliarder membayar lebih dari 50 persen untuk pajak. 


Tidak ada komentar:
Write komentar