Jumat, 25 September 2020
Rabu, 23 September 2020
Pakar: Akun Bot Warnai Lampu Hijau Jokowi untuk Pilkada 2020
Senin, 21 September 2020
Nokia 5.3, Coba Curi Ceruk di Ramainya Pesaing
Sabtu, 19 September 2020
Mengenal OTP SMS, Kurang Aman Tapi Banyak Dipakai di RI
Jumat, 18 September 2020
Spesifikasi dan Harga Realme 7 dan Realme 7i di Indonesia
Kamis, 17 September 2020
Ahli Ingatkan Soal Uji Vaksin Virus Corona, Potensi Bahaya
Peneliti berpesan agar para pelaku uji klinis vaksin Covid-19 memerhatikan potensi bahaya jika virus corona SARS-CoV-2 terbukti menimbulkan fenomena ADE (Antibody-dependent enhancement).
Hal ini diungkap Guru Besar Ilmu Biologi Molekuler Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Chaerul Anwar Nidom terkait temuan susunan asam amino virus corona SARS-CoV-2 yang berpotensi menimbulkan fenomena ADE.
"Ini yang perlu kami sampaikan kepada pihak-pihak yang sedang upayakan vaksin, tolong diamati hal-hal yang terkait perubahan-perubahan virus ini," tuturnya dalam wawancara dengan CNNIndonesia TV, Rabu (16/9).
ADE adalah fenomena virus berikatan dengan antibodi untuk menginfeksi sel inang. Potensi terjadinya fenomena ADE ini bisa dilihat dari pola tertentu dari susunan DNA/RNA virus.
Sebelumnya, virus corona menginfeksi sel lewat reseptor ACE2 yang ada di paru-paru. Tapi dengan fenomena ADE, maka sel akan masuk ke sel lewat makrofag.
"Sehingga, virus berkembang di sel mikrofag (sel darah putih) bukan di sel saluran pernafasan lagi," tuturnya saat dihubungi CNNIndonesia.com lewat pesan teks, Rabu (16/9).
Akibatnya, infeksi virus corona bisa terjadi tanpa menunjukkan gejala klinis (orang tanpa gejala/OTG) seperti batuk, demam, dan sebagainya. Akibat lain, infeksi virus corona jadi berlangsung kronis dan lama serta melemahkan sistem imun.
Lebih lanjut, Nidom menyebut potensi ADE pada virus corona ini masih sebatas bukti empiris dari analisa data virus yang memiliki ADE. "Kemudian kita analogikan jika terjadi pada Covid," jelasnya.
Sehingga, ia mendorong agar dilakukan penelitian preklinis untuk mencegah hal itu terjadi ke manusia. "Jangan sampai kita terjadi seperti itu kita terlambat."
Kasus vaksin demam berdarah
Chaerul menambahkan ADE menjadi titik kritis dalam disain dan pengembangan vaksin. Studi terdahulu terhadap kandidat vaksin Dengue (DENV) memberikan gambaran bahwa ADE dapat memicu tingkat keparahan penyakit pasca vaksinasi.
Sebagai contoh seperti terjadi pada penerapan vaksin demam berdarah yang sempat diuji di Filipina pada 2017 lalu. Vaksin itu menurut Nidom sudah melewati uji klinis tahap III dan dikomersialiisasikan.
Menurut Nidom, saat vaksin itu duji ke anak-anak untuk memicu antibodi, vaksin itu malah menimbulkan patogensitas lebih tinggi ketika pasien terinfeksi virus berikutnya. Akibatnya, uji vaksin demam berdarah dihentikan di Filipina.
Contoh kedua adalah pada uji klinis pada vaksin untuk HIV AIDS di negara di Afrika. Vaksin yang diproduksi oleh sebuah lembaga riset Amerika Serikat itu ternyata malah menimbulkan masalah baru akibat muncul fenomena ADE.
"Maka program vaksinasi HIV distop," tuturnya lagi.
Hingga saat ini, para ahli terus melakukan penelitian terhadap virus corona dan mendapat temuan-temuan baru. Salah satunya terkait dengan potensi virus corona SARS-CoV-2 menimbulkan fenomena ADE seperti diutarakan Nidom.
Selain itu, Chaerul mengatakan keberadaan ADE ini menarik mengingat saat ini berbagai negara di dunia termasuk Indonesia sedang membuat vaksin yang akan menghasilkan antibodi.
Tak hanya itu, Indonesia juga sedang mengembangkan terapi plasma darah atau konvalesen. Terapi plasma darah konvalesen sendiri merupakan metode pengambilan plasma darah (serum) dari pasien positif corona yang sudah sembuh untuk ditransfusi ke pasien positif corona.
Rabu, 16 September 2020
Peluncuran Global Huawei Mate 40 Diprediksi Molor Hingga 2021
Senin, 14 September 2020
Generasi Baru Nissan March Dirancang Renault
Minggu, 13 September 2020
Kilau Kemewahan Galaxy Z Fold
Samsung meluncurkan Galaxy Z Fold2 yang merupakan produk smartphone premium yang memiliki kemewahan elegan.
Ponsel flagship ini memiliki Layar Penutup berukuran 6,2 inci. Saat dibuka, bentang Layar Utamanya menjadi 7,6 ini. Ukuran tersebut lebih besar dari edisi terdahulu yang berukuran 7,3 inci.
Kemewahan Galaxy Z Fold2 ditampilkan sejak awal, dengan warna Mystic Black dan Mystic Bronze. Desainnya dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan kesan solid yang menawan, dan expert craftmanship untuk pengalaman seluler yang berbeda dan berkelas.
Dibuat dari Ultra Thin Glass, layar lipat menghadirkan warna cemerlang dengan Dynamic AMOLED 2x.4. Bentangan layar akan memancarkan cahaya biru lebih sedikit, sehingga lebih nyaman untuk mata kala menonton film atau bekerja.
Engsel adalah hal lain yang turut dicermati Samsung. Disebut Hideaway Hinge, mereka menggunakan mekanisme CAM yang memungkinkan gawai ini berdiri sendiri, baik di posisi 75 derajat maupun 115 derajat. Pengguna diberikan kebebasan untuk mengunci layar dari berbagai sudut.
Dari sisi fotografi, Galaxy Z Fold2 dibekali dengan lima kamera yang terdiri dari tiga kamera belakang, serta dua kamera depan. Baik kamera belakang maupun depan disematkan dalam lubang kamera. Pengguna bisa berkreasi sesuka hati, mengambil gambar dari sudut-sudut sulit tanpa peralatan tambahan. Sementara, fitur Pembingkaian Otomatis (Auto Framing) mendukung pembuatan vlog bebas genggam tanpa kehilangan fokus.
Dengan Capture View Mode, pengguna tak perlu keluar dari aplikasi Kamera, karena hasil jepretan bisa langsung dilihat di layar bagian bawah meski kamera tetap aktif di layar bagian atas. Galaxy Z Fold2 begitu fleksibel, sehingga pengguna dapat melipat di sudut tertentu dan menahannya, atau bahkan tidak memegangnya sama sekali. Pengguna cukup melipat untuk menggunakan tampilan Flex di layar dan membuat panggilan video dengan Google Duo. Atau lipat kembali ke tampilan utama untuk menonton acara kesukaan dengan nyaman.