Selasa, 07 April 2020

Perangi Covid-19 Paksa Jokowi Tambah Pembiayaan APBN Rp 853 T


OneTekno - Pemerintah telah menyusun APBN 2020 terbaru di tengah wabah covid-19 atau virus corona. Pembiayaan utang di tahun ini membengkak menjadi Rp 852,9 triliun. Dari sebelumnya hanya Rp 307,2 triliun.

Untuk diketahui, pembiayaan utang ini dilakukan untuk menutup total defisit pada 2020. Defisit tahun ini menjadi Rp 852,9 triliun atau mengalami kenaikan Rp 545,7 triliun dari prognosa sebelumnya.

Dalam Dokumen yang disampaikan Pemerintah ke DPR seperti dikutip CNBC Indonesia, Senin (6/4/2020) tercatat defisit APBN akan mencapai 5,07% dari PDB atau nominalnya mencapai Rp 852,9 triliun sebelumnya defisit hanya Rp 307,2 triliun ditargetkan di APBN 2020 (Sebelum Pandemi Covid-19)


Lalu dari mana sumber dananya?

Pemerintah menargetkan penerbitan SBN [Surat Berharga Negara] yang lebih tinggi tahun ini. Atau naik Rp 160,2 triliun dari target APBN. Sehingga total penerbitan SBN mencapai Rp 549,6 triliun.

Adapun pemerintah juga menarik pinjaman luar negeri sebesar Rp 5,7 triliun dan pinjaman dalam negeri Rp 1,3 triliun.

Serta, tidak lupa menerbitkan bond atau surat utang baru atau Pandemic Bond. Nilainya mencapai Rp 449,9 triliiun.

Untuk diketahui, pandemic covid-19 ini telah mencederai ekonomi Indonesia. Untuk itu dikeluarkanlah Perppu.

Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 resmi diteken. Namanya sangat panjang untuk produk setingkat UU, yakni 'Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019' dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan."

Perppu inilah yang menjadi landasan kebijakan helikopter uang di Indonesia.

Ini menjadi yang pertama diterapkan dalam sejarah Republik Indonesia, karena untuk pertama kali juga defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bakal melewati angka 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB), menganulir ketentuan UU tentang Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003.

Minggu, 05 April 2020

Kabar Duka! Ini Jejak Camat Bekasi Utara Meninggal Gegara Positif Corona


OneTekno - amat Bekasi Utara, Lukman Nulhakim, meninggal dunia. Dia dinyatakan positif terinfeksi virus Corona (COVID-19).
Kabar duka itu disampaikan Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhiantodalam akun Instagramnya, seperti dilihat detikcom, Sabtu (4/4/2020). Lukman meninggal dunia pukul 01.00 WIB dini hari tadi.

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Turut berdukacita atas berpulangnya Camat Bekasi Utara, Bpk. Lukman Nulhakim," tulis Tri.

Tri mengajak warga untuk mendoakan almarhum. "Kita doakan, Semoga beliau ditempatkan di tempat paling mulia di sisiNya, diampuni segala khilaf diterima segala amalannya," tulisnya lagi.

Di mata Tri Adhianto, Lukman adalah salah satu ASN yang berdedikasi tinggi. Sosok Lukman juga dikenang cukup baik dan dekat dengan warganya.

"Seperti yang kita tahu, almarhum dikenal sebagai orang yang baik, dekat dengan warga di wilayahnya, responsif dan penuh tanggung jawab. Semoga keluarga ditabahkan dan diberi kesabaran dalam situasi ini," tuturnya.

Tri mengatakan jenazah Lukman dimakamkan sesuai protap penyakit berbahaya. "Belum dapat dipastikan secara medis, tetapi pemakamannya protokol penyakit berbahaya," imbuh Tri.

Beberapa jam kemudian, kabar terakhir yang didapat Tri menyebut Lukman meninggal dunia karena Corona. "Terakhir saya dapat kabar positif (COVID-19). Pak Wali menyatakan bahwa positif hasil labnya," kata Tri.

Tri tidak menyampaikan sejak kapan Lukman dibawa ke rumah sakit. Sebelumnya, Lukman dibawa ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas.

"Tanpa ada keluhan, hanya merasa sesak napas," kata Tri.

Menurut dia, jenazah Lukman dikuburkan dengan prosedur penanganan COVID-19.

Sabtu, 04 April 2020

Begini Cara Pantau Penyebaran Virus Corona di Jakarta


OneTekno - Pemerintah Provisi DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan ternyata memiliki situs untuk memantau penyebaran virus corona di wilayah Ibu Kota. Situs ini berisi data orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) di wilayah Jakarta.

Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, Rabu (11/3/2020), informasi soal penyebaran virus corona di Ibu Kota dapat dicek melalui situs corona.jakarta.go.id. Adapun data yang ada di situs ini dikumpulkan sejak 21 Januari 2020.

Selain data ODP dan PDP, ada pula pemetaan berdasarkan wilayah kota DKI Jakarta, jenis kelamin, termasuk perbandingan antara umur dan gender. Seluruh data yang ada di situs ini dilaporkan pula secara berkala ke Kementerian Kesehatan.

Namun perlu diingat, situs ini tidak berisi informasi mengenai jumlah pasien positif dan meninggal karena virus corona (COVID-19). Sebab, wewenang untuk pemberitahuan resmi berasal dari Pemerintah Pusat.

Untuk informasi, ODP sendiri merupakan orang dengan gejala demam lebih dari 38 derajat celcius atau memiliki riwayat demam atau ISPA tanpa pneumonia, dan memiliki riwayat perjalanan ke negara yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala.

Sementara PDP adalah orang yang mengalami gejala demam lebih dari 38 derajat celcius, ISPA dan pneumonia ringan hingga berat, serta memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit atau kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dalam 14 hari terakhir.

Bos Facebook Bentuk Gugus Tugas untuk Percepat Diagnostik Virus Corona


Di sisi lain, yayasan amal milik bos Facebook dan istri, Chan Zuckerberg Initiative, membentuk gugus tugas virus corona. Tujuannya adalah untuk melipatgandakan kapasitas pengujian dan diagnostik Covid-19 di Bay Area, San Francisco.

Diumumkan oleh Mark Zuckerberg lewat unggahan Facebook-nya, yayasannya akan mendanai akuisisi mesin diagnostik Covid-19 yang disetujui oleh FDA.

"Dengan akuisisi ini, akan secara signifikan meningkatkan kemampuan Bay Area untuk menguji dan mendiagnosis kasus baru. Kami juga menjembatani koneksi antara laboratorium klinis di Stanford dan dan UCSF untuk membantu mendistribusikan beban pengujian di seluruh wilayah," kata CEO Facebook Mark Zuckerberg dalam unggahan blognya, dikutip dari Business Insider, Rabu (11/3/2020).

The Chan Zuckerberg Initiative berharap, mesin diagnostik itu bakal siap pada 16 Maret mendatang. Meski begitu, tes hanya bisa dilakukan bagi pasien dengan gejala virus corona, dengan persetujuan dokter.

Wakil Presiden Yayasan Chan Zuckerberg Biohub Joe DeRisi mengatakan, saat epidemi virus corona terus tumbuh, kemampuan untuk menguji dan mendiagnosis kasus menjadi hal yang sangat penting. 189 ribu orang.

Mesin Diagnostik



"Pengadaan mesin diagnostik baru ini akan berdampak signifikan pada kemampuan kita untuk merespon wabah dengan cara lebih baik," katanya.

Adapun anggota gugus tugas corona ini terdiri dari pengurus Chan Zuckerberg Initiative dan Chan Zuckerberg BioHub. Kedua grup ini didanai oleh Zuckerberg dan Priscilla Chan, begitu juga dengan ilmuan dari Stanford University dan University of California San Francisco.

Pembentukan gugus tugas tersebut terjadi saat kapasitas AS masih terbatas menguji individu yang terkena Covid-19.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyebut, kurang dari 2.000 orang telah diuji. Sementara, di Korea Selatan yang populasinya kurang dari seperenam penduduk AS telah menguji lebih dari 189 ribu orang.