Minggu, 28 Juni 2020

LIPI Jelaskan Bagaimana Bakteri Cemari Jamur Enoki


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan kontaminasi bakteri Listeria monocytogenes terjadi saat proses pengepakan jamur enoki (Flamulina velutipes).

Jamur itu menurut Peneliti mikrobiologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Iwan Saskiawan terpapar bakteri Listeria pada waktu penyimpanan sebelum siap dikonsumsi.

Hal itu merespon kejadian kejadian luar biasa infeksi Bakteri Listeria akibat mengkonsumsi jamur enoki di Amerika Serikat, Australia, dan Kanada pada bulan Maret-April 2020.

Iwan menuturkan bakteri Listeria monocytogenes merupakan sejenis patogen. Dia menyebut bakteri itu biasanya mencemari produk olahan.

"Bakteri L. monocytogenes adalah jenis bakteri patogen yang banyak mencemari produk olahan berbahan dasar susu dan turunannya seperti keju, es krim, dan yoghurt," ujar Iwan melansir situs resmi LIPI, Sabtu (27/6).

Iwan menjelaskan produk olahan yang biasanya dicemari oleh bakteri itu adalah yang berbahan dasar susu dan turunannya seperti keju, es krim, dan yoghurt. Penelitian terkini, kata dia juga menunjukkan bahwa bakteri itu dapat mengkontaminasi pada daging mentah dan sayuran.

Lebih lanjut, Iwan berkata penyakit yang ditimbulkan akibat bakteri Listeria monocytogenes bernama listeriosis. Dia menyebut gejala yang ditimbulkan orang yang terserang penyakit itu beragam.

"Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini disebut dengan listeriosis yang ditandai dengan gejala demam tinggi, sakit kepala, pegal, mual, sakit perut dan diare," ujarnya.

Terkait dengan hal itu, Iwan pun menyampaikan bahwa sebagai bakteri patogen atau parasit, Listeria monocytogenes berbahaya dan perlu pencegahan secara total untuk menghindari kontaminasi. Namun, dia menyebut pencegahan secara total untuk menghindari kontaminasi bakteri Listeria monocytogenesis akan sulit untuk dilakukan.

"Namun melalui pencucian yang sempurna dengan air yang mengalir serta pengolahan melalui pemanasan dan penyimpanan dengan benar, umumnya jamur enoki aman untuk dikonsumsi karena bakteri ini akan mati pada suhu 75 derajat celsius," ungkap Iwan.
Manfaat Jamur Enoki

Iwan menyampaikan jamur enoki mengandung nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Dari hasil penelitian, dia berkata rata-rata jamur pangan mengandung 19-35 persen protein lebih tinggi jika dibandingkan dengan beras (7,38 persen) dan gandum (13,2 persen).

"Asam amino esensial yang terdapat pada jamur, ada sekitar sembilan jenis dari 20 asam amino yang dikenal. Selain itu 72 persen lemaknya termasuk jenis lemak tidak jenuh," ujar Iwan.

Seperti beberpa jamus jenis pangan lainnya, dia juga berkata jamur enoki mengandung berbagai jenis vitamin, antara lain B1 (thiamine), B2 (riboflavin), niasin, dan biotin. Selain elemen mikro, jamur juga mengandung berbagai jenis mineral, antara lain kalium, fosfor, kalsium, natrium, magnesium, selenium, dan tembaga.

"Jumlah kandungan seratnya yang berkisar antara 7,4 hingga 24,6 persen sehingga sangat baik untuk pencernaan. Jamur enoki juga mempunyai kandungan kalori yang sangat rendah sehingga cocok bagi pelaku diet," ujarnya.

Mengutip sebuah penelitian pada tahun 2016, dia berkata jamur enoki juga mengandung senyawa bioaktif yang dapat berfungsi sebagai senyawa antitumor, antikanker, antihipertensi, antikolesterol, dan bersifat sebagai imunomodulator.

Jamur enoki diketahui tumbuh pada suhu 23-27 derajat celsius pada fase vegetatif atau pertumbuhan miselium dan pada suhu 13-18 derajat celsius di fase generatif atau saat pembentukan tubuh buah.

"Sampai saat ini jamur enoki belum dibudidayakan di Indonesia. Selama ini jamur enoki yang dikonsumsi di Indonesia adalah impor dari Korea Selatan," ujar Iwan.

Tidak ada komentar:
Write komentar