OneTekno - Jakarta -Penyebaran virus corona
menimbulkan kekhawatiran bagi banyak orang, termasuk juga warga +62
alias netizen Indonesia. Perusahaan media intelligence Isentia mengulik
pembicaraan media sosial terkait wabah virus Corona ini, untuk menemukan
apa yang menjadi perhatian dan juga kekhawatiran terbesar dari netizen Indonesia.
Dari
11.497 total pembicaraan medsos pada 1 Januari hingga 5 Februari 2020,
gejala dan cara menghindari penularan wabah menjadi hal yang paling
banyak diperbincangkan netizen terkait virus corona.
Berdasarkan
hasil percakapan netizen, gejala awal yang timbul apabila tertular
antara lain; pilek, demam, batuk, sesak hingga pneumonia. Namun
penularan ini dapat dihindari dengan mencuci tangan berkala, menggunakan
masker, menutup hidung dan mulut saat bersin atau batuk.
Karena menjadi salah satu cara untuk menghindari penularan, masker
menjadi topik selanjutnya yang mendapat perhatian netizen sebesar 4.577
buzz. Banyak netizen yang mengeluhkan sulit mencari masker, hingga harga
penjualan masker bedah dan N-95 yang melonjak tinggi. Namun dari
percakapan tersebut, rupanya tingginya harga bukan menjadi masalah bagi
masyarakat.
Selain itu, warga Twitter juga dikejutkan dengan
postingan akun @coromodol, yang menyebutkan agar tidak bersalaman atau
segera mencuci tangan setelah bersalaman dengan pemilik ponsel asal
produsen China, Xiaomi.
Akun ini juga mengatakan bahwa virus
corona dapat menyebar melalui ponsel yang dibuat di China. Namun, isu
ini telah diklarifikasi oleh Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan
RI, Achmad Yurianto, yang menegaskan bahwa virus ini tidak dapat
menempel pada benda mati.
"Kami melihat penyebaran virus corona
menjadi isu global yang harus segera ditangani oleh pemerintah sehingga
dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat karena dari hasil analisis
di periode tersebut, percakapan didominasi oleh tingginya respons dan
kekhawatiran masyarakat terhadap penyebaran virus corona tersebut," kata
Yudha Prawira, Insights Manager dari Isentia Indonesia.
"Kita
juga dapat melihat, bahwa unggahan atau perbincangan netizen dapat
berdampak dalam membentuk persepsi publik secara luas terhadap suatu
peristiwa. Dalam hal ini misalnya, isu-isu yang berkembang membuat virus corona terlihat lebih mengerikan, meski sebenarnya ada cara penanggulangannya," jelas Yudha.
Untuk diketahui, wabah virus Corona yang bermula dari Wuhan, China
di awal 2020. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 28.018 kasus terkait
virus Corona yang menyebar hingga ke negara lain di Asia, Australia,
Amerika, dan Eropa, hingga merenggut 562 jiwa di China dari total 564
kematian di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Write komentar