Sabtu, 29 Februari 2020

Mengenal JD.id, Startup Unicorn Indonesia Keenam


OneTekno - JD.id baru saja meraih status startup unicorn dengan valuasi yang mencapai 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14,1 triliun. Ini membuat JD.id menjadi penghuni baru daftar startup unicorn Indonesia, yang sebelumnya ada Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan Ovo.

Dengan nama JD, yang kita kenal juga sebagai raksasa e-commerce di China sana, membuat orang beranggapan JD.id juga bukan berasal dari Indonesia.
Sejatinya, startup JD.id pertama kali beroperasi di Indonesia pada November 2015. Terbentuknya JD.id merupakan prakarsa dari JD.com yang bermitra dengan Provident Capital.
Bagi yang belum tahu, JD.com adalah salah satu perusahaan e-commerce terbesar di China. JD.com menjual barang-barang yang langsung dikirimkan dari gudang sendiri (direct sales). JD.com didirikan oleh Richard Liu pada Juni 1998.


Sementara itu, Provident Capital adalah perusahaan investasi yang didirikan oleh Winato Kartono dan Hardi Wijaya Liong. Investasi Provident Capital tersebar di berbagai sektor termasuk telekomunikasi, infrastruktur, pertambangan, real estat, perkebunan, dan biofuel.
Provident Capital juga terlibat dalam pendanaan fase pertama dari putaran pendanaan Seri F Gojek yang dipimpin oleh Google, JD.com, dan Tencent, serta beberapa investor lainnya termasuk Mitsubishi Corporation pada 2019 lalu.
Saat ini, JD.id dipimpin oleh Zhang Li yang telah menjabat sejak 2015. Di bawah kepemimpinannya bisnis JD.id berkembang sangat pesat. Berdasarkan data crunchbase, jumlah produk dari 10 ribu pada tahun 2015, menjadi sekitar 100 ribu pada akhir 2016. JD.id juga menyediakan layanan pengiriman yang mencapai 365 kota di seluruh Indonesia dengan ribuan armada yang siap mengirimkan langsung ke pelanggan mereka.


JD.id memiliki setidaknya 12 kategori pilihan produk untuk dijual yang akan terus bertambah seiring dengan perkembangan usahanya di Indonesia. Ragam kategori produknya bervariasi mulai dari ibu dan anak, smartphone, perangkat elektronik, hingga luxury.
JD.id juga melakukan banyak inovasi yang dilakukannya di Indonesia. Seperti membuka toko offline pertama mereka bernama JD.id X dengan konsep tanpa kasir berkat penerapan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Selain itu, JD.id sudah menguji teknologi pengiriman paket menggunakan drone sejak awal tahun 2019. Uji coba tersebut menandai untuk pertama kalinya JD.com menguji drone miliknya di luar China. Sebelumnya, mereka telah menerapkan metode pengiriman menggunakan drone ini di China.

Jalan menjadi startup unicorn
JD.id memang tertutup soal status unicorn dan nilai valuasi yang dimiliknya. Kabar raihan status unicorn saja datang dari laporan DailySocial.
Manajemen JD.id akhirnya membenarkan, bahwa valuasi perusahaan mereka telah mencapai 1 miliar dolar AS sejak tahun 2019 lalu. Namun, JD.id tidak menyebut rincian valuasi perusahaan saat ini.
Pada awal 2019, memang ada rumor soal joint venture yang diadakan oleh JD.id untuk pendanaan selanjutnya. Gojek disebut masuk dalam pendanaan tersebut. Namun, pada saat itu JD.id tidak mengkonfirmasi rumor tersebut.

Menurut laporan Google, Bain, dan Temasek, soal ekonomi digital Asia Tenggara, pasar e-commerce di Indonesia akan terus tumbuh hingga 82 miliar dolar AS pada 2025 mendatang. Persaingan di dalamnya terbilang sengit. JD.id harus berhadapan dengan pemain besar lain seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, hingga Blibli.

Tidak ada komentar:
Write komentar