Senin, 16 Maret 2020

Astronom Temukan Planet yang Dihujani Besi


OneTekno - Astronom baru saja menemukan exoplanet yang mengalami hujan besi. Walau terdengar seperti cerita fiksi ilmiah, ini merupakan salah satu fenomena alam yang dialami planet Wasp-76b.
Dikutip detikINET dari BBC, Minggu (14/3/2020) exoplanet ini berjarak sangat dekat dengan bintangnya. Akibatnya, suhu di siang harinya mencapai 2.400 derajat Celcius, cukup panas untuk membuat metal menguap.

Tapi di sisi lainnya yang selalu gelap karena tidak menghadap ke arah bintang, suhunya 1.000 derajat lebih dingin sehingga metal-metal tersebut bisa mengembun dan menetes seperti hujan.

"Bayangkan alih-alih gerimis tetesan air, kalian melihat tetesan besi yang jatuh dari langit," kata Associate Professor of Astronomy University of Geneva, David Ehrenreich.

Ehrenreich dan timnya baru saja menerbitkan hasil penelitian mereka di jurnal Nature. Mereka juga menjelaskan bagaimana meneliti proses kimia di Wasp-76b menggunakan instrumen ESPRESSO di Very Large Telescope di Chile.

Berdasarkan studi tersebut, Wasp-76b berjarak 640 tahun cahaya dari Bumi. Jaraknya sangat dekat dengan bintangnya, sehingga satu revolusi bisa diselesaikan dalam waktu 43 jam.

Planet ini pertama kali ditemukan pada 2013. Massanya hampir sama besar seperti Jupiter, tapi hampir dua kali lebih lebar.

Selain hujan besi, fitur menarik lainnya dari planet ini adalah posisinya yang 'tidally locked'. Artinya salah satu sisinya selalu menghadap bintang.

Hal ini yang membuat satu sisi Wasp-76b selalu panas membara. Belahan ini saking panasnya membuat semua awan tersebar dan semua molekul di atmosfer terpecah menjadi atom-atom individual.



Menggunakan spectrometer di instrumen ESPRESSO, tim ilmuwan ini mendeteksi uap besi yang sangat kuat saat hari di Wasp-76b berganti menjadi malam. Tapi ketika tim ini mengawasi transisi di pagi hari, sinyal besi tersebut menghilang.

"Secara mengejutkan, kami tidak melihat uap besi ini saat fajar. Satu-satunya penjelasan yang mungkin terhadap fenomena ini adalah terjadi hujan besi di sisi gelap exoplanet ini dengan kondisi ekstrem," jelas Ehrenreich.

"Apa yang kami duga adalah bahwa besi mengembun di sisi malam yang, walau masih panas pada suhu 1.400 derajat Celcius, cukup dingin sehingga besi dapat mengembun sebagai awan, hujan, mungkin sebagai tetesan," imbuhnya.

Perbedaan temperatur yang ekstrem antara sisi 'siang hari' dan 'malam hari' di Wasp-76b bisa menghasilkan angin super kencang sampai 18.000 km/jam. Akibatnya tetesan ini bukan turun seperti gerimis, tapi lebih cepat dari peluru.

Keanehan Wasp-76b bukan hanya sekedar membuat mata terbelalak. Informasi ini bisa digunakan ilmuwan untuk memahami atmosfer exoplanet lainnya lebih jauh.

"Exoplanet merupakan harta karun yang penuh kejutan. Semakin kalian melihat, semakin banyak yang bisa ditemukan," pungkasnya.


Tidak ada komentar:
Write komentar