Kamis, 20 Agustus 2020

Jepang Mau Selamatkan Nissan, Dukung Merger dengan Honda




Pemerintah Jepang dikabarkan sempat berupaya membuat Nissan Motor Co dan Honda Motor Co merger pada tahun ini. Financial Times memberitakan rencana itu menguap lantaran ditolak kedua perusahaan.

Pengajuan dikatakan sudah dilakukan sejak akhir tahun lalu, tujuannya untuk memperkuat kompetisi global di sektor otomotif buat memasuki era mobil listrik otonom. Informasi ini didapat dari tiga orang narasumber yang memahami soal itu.

Ide menggabungkan Nissan dan Honda disebut datang dari penasehat Perdana Menteri Shinzo Abe. Awalnya pemerintah mengkhawatirkan aliansi Nissan dengan produsen Prancis, Renault, semakin terpuruk sejak penangkapan Carlos Ghosn.

Penasehat Abe khawatir hubungan Nissan yang memburuk dengan Renault dapat mengakibatkan aliansi runtuh dan 'membuat perusahaan Jepang terekspos'. Aliansi Nissan dan Renault juga melibatkan perusahaan Jepang lainnya, yakni Mitsubishi Motors Corp.

Petinggi Honda, perusahaan otomotif terbesar kedua di Jepang berdasarkan volume penjualan, menolak ide merger. Nissan dikatakan punya struktur capital yang kompleks dengan Renault.

Nissan, perusahaan otomotif terbesar ketiga di Jepang juga menolak rencana itu karena fokus perusahaan ingin mengembalikan aliansi ke jalur yang benar.

Financial Times menjelaskan gagasan merger sirna sebelum sampai ke dewan direksi masing-masing perusahaan.

Di antara delapan merek besar di Jepang, hanya Honda yang masih mandiri. Mazda Motor Corp, Subaru Corp, Suzuki Motor Corp, dan Daihatsu Motor Co terafiliasi dengan perusahaan otomotif terbesar di Jepang, Toyota Motor Corp.

Kebutuhan mobil listrik dan teknologi yang menyertainya telah mendorong berbagai perusahaan otomotif global merger, seperti misalnya induk Peugeot, PSA Group, telah merger dengan Fiat Chrysler Automobiles NV, sedangkan Ford Motor Co dan Volkswagen AG sudah membuat aliansi tahun lalu.

Tidak ada komentar:
Write komentar