Sabtu, 22 Agustus 2020

Pesawat N250 Habibie, Nganggur di Hanggar Berakhir di Museum



PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PT DI menyatakan pesawat N250 PA01 Gatotkaca, yang dirancang Presiden ke-3 RI, BJ Habibie diserahkan ke Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) di Yogyakarta.
"Iya betul, N250 PA01 Gatotkaca akan diserahkan ke Museum Pusat Dirgantara Mandala di Yogyakarta," kata Sekretaris Perusahaan PT DI, Irlan Budiman kepada CNNIndonesia.com, Jumat (21/8).

Irlan menjelaskan keputusan PT DI menempatkan pesawat N250 PA01 Gatotkaca di museum adalah untuk menjaga aset negara. Menurutnya, pesawat tersebut memiliki nilai historis yang tinggi.

"(Pesawat N250) merupakan sejarah berdirinya industri dirgantara sehingga masyarakat dapat melihat langsung pesawat N250 PA01 Gatotkaca di museum," ujar Irlan.

Irlan mengatakan pesawat N250 itu berhasil terbang perdana pada 10 Agustus 1995. Hari pertama kali pesawat itu terbang pun ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.

Masa Depan Pesawat N250 Habibie yang Pupus
Irfan menambahkan program pesawat N250 PA01 Gatotkaca dihentikan oleh pemerintah karena krisis 1998 silam. Setelah itu, proses sertifikasi pesawat tersebut juga ikut disetop.

"Pupus sudah harapan untuk memproduksi N250. Sejak saat itu pesawat N250 hanya berada di hanggar PTDI dan menyisakan cerita dan sejarah panjang perjuangan anak bangsa dalam membangun teknologi kedirgantaraan," katanya.

Irlan berharap pesawat N250 PA01 Gatotkaca juga bisa menjadi motivasi dan edukasi bagi masyarakat yang mengunjungi Museum Pusat Dirgantara Mandala.

Menurutnya, pemindahan pesawat N250 PA01 Gatotkaca sudah berlangsung sejak Rabu (19/8) kemarin dari Bandung menuju Yogyakarta. Saat ini, pesawat tersebut sudah sampai di Museum Pusat Dirgantara Mandala.

"Insya Allah 25 Agustus 2020 akan dilaksanakan acara peresmiannya oleh Panglima TNI," ujarnya.

Pesawat N250 merupakan karya Presiden ke-3 RI BJ Habibie yang dibangun oleh PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (sekarang PT Dirgantara Indonesia). Kode N pada pesawat yang dinamakan Gatotkoco itu menandakan bahwa desain, produksi, dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia.

Sayangnya, kesuksesan itu tak membuat N250 menjadi pesawat komersil. Pesawat itu harus rela berdiam di dalam hanggar karena tak kunjung memiliki izin terbang.

Industri penerbangan yang dirintis oleh Habibie terhalang oleh krisis moneter 1998. Pemerintah saat itu meminjam dana kepada Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar US$5 miliar untuk mengatasi krisis.

Namun, IMF memberikan syarat bahwa pemerintah tak boleh lagi memberikan subsidi kepada IPTN atau PTDI jika ingin mendapatkan pinjaman tersebut.

Mau tak mau, pemerintah pun tak lagi memberikan bantuan kepada IPTN atau PTDI yang saat itu sedang menyelesaikan proyek pesawat N250 PA01 Gatotkaca. Padahal, pesawat tersebut sedang menjalani uji terbang akhir guna mendapatkan sertifikat layak terbang dari Federation Aviation Agency Amerika Serikat.

Serupa dengan N250. pesawat jet N2130 juga hanya sebatas menjadi prototipe. Padahal, pesawat itu digadang-gadang menjadi pesaing pesawat komersil buatan Airbus dan Boeing jika berhasil diciptakan.

Sedangkan pesawat asli buatan dalam negeri lain yang belum jelas nasibnya adalah pesawat N219. Sejak berhasil melakukan penerbangan perdana pada 2017, pesawat rancangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dan PT DI itu seolah bakal bernasib sama seperti N250 dan N2130.

Terakhir, N245 dan R80 warisan Habibie dicoret dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) oleh rezim Joko Widodo. Kedua pesawat itu digantikan oleh proyek pengembangan drone.

Tidak ada komentar:
Write komentar