Minggu, 17 Januari 2021

NASA Bersiap Uji Roket Kelas Berat Buat Angkut Misi ke Bulan

 


Uji peluncuran roket diperkirakan akan dimulai pada pukul 17:00 waktu setempat ( 06:00 WIB) di Pusat Peluncuran Antariksa NASA, Stennis, di Mississippi.

Pengetesan ini akan jadi penutup proses pengujian roket yang sudah dilakukan selama setahun untuk memvalidasi desain roket. Sementara itu, NASA tengah menghadapi tekanan atas teknologi roket dari perusahaan swasta lain.

Pengujian ini dipandang sebagai langkah penting sebelum debut peluncuran proyek pesawat tanpa awak Artemis akhir tahun. Proyek Artemis berambisi untuk kembali mendaratkan manusia di Bulan pada 2024.

Pengetesan yang dilakukan Sabtu sore itu dilakukan untuk mengecek empat mesin roket Aerojet Rocketdyne RS-25 yang akan menyala sekitar delapan menit.

Roket itu mampu menghasilkan 1,6 juta pon daya dorong dan mengkonsumsi 700.000 galon propelan pada tempat pengujuan sebagai simulasi ketika roket lepas landas.

"Ini adalah jenis tes sekali dalam satu generasi," kata Jim Maser, Wakil Presiden Senior Ruang Angkasa Aerojet Rocketdyne, kepada Reuters. "Ini akan menjadi pertama kalinya empat RS-25 menembak bersamaan."

SLS adalah roket kelas berat yang telah molor tiga tahun dari jadwal dan telah melewati anggaran awal lebih dari US$3 miliar.

Para kritikus telah lama meminta NASA untuk beralih teknologi roket dari teknologi inti yang populer di era pesawat ulang-alik ke teknologi roket baru. Sementara, teknologi roket komersial alternatif, menjanjikan biaya yang lebih murah.

Sebagai perbandingan, roket SLS NASA butuh US$1 miliar untuk satu kali peluncuran misi. Sementara menerbangkan roket kelas berat SpaceX Falcon Heavy hanya menelan biayanya hanya US$90 juta, kurang dari sepersepuluh biaya NASA. Meski demikian, daya angkut Falcon Heavy masih tak sekuat roket SLS.

Sementara roket Delta IV Heavy milik United Launch Alliance menghabiskan sekitar US$350 juta per peluncuran, sepertiga dari biaya roket NASA.

Meski demikian, kolaborasi SpaceX Starship dan United Launch Alliance Vulcan, menjanjikan daya angkut yang lebih besar dari Falcon Heavy atau Delta IV Heavy. Namun, tetap dengan biaya lebih rendah.

Sementara para pendukung SLS berpendapat, mengangkut beban yang dibutuhkan untuk misi Artemis dengan kedua roket itu bakal butuh peluncuran roket lebih dari sekali.

Misi Artemis 2024 didorong oleh Presiden AS Donald Trump. Namun, dilaporkan Presiden AS terpilih Joe Biden berniat untuk menunda proyek itu. Hal ini menimbulkan kebimbangan proyek roket SLS, SpaceX dan Blue Origin milik Jeff Bezos yang tengah mengembangkan roket berdaya angkut besar.

Tidak ada komentar:
Write komentar